Minggu, 21 November 2010

Let's Start Talking About LOVE! : TK

Saat aku menginjak lantai putih yang sedikit luntur itu, aku memegang erat jemari mamaku. Aku mendelik takut pada ruangan kelas yang besar sekali, waktu itu. Taman Kanan-kanak Santa Maria. Aku masuk dan aku duduk di bangku paling ujung, dengan mamaku di hadapanku, di seberangku. Kami terpisah oleh meja besar tempat menulis, berwarna merah tua. Aku ingat dengan jelas, karena di masa-masa itulah, aku bertemu cinta-cinta pertamaku :

1. Bulu Idung
Saat aku kembali ke kelas itu sehabis survey lapangan, aku segera melihat tempatku duduk tadi. Yah, pikirku, sudah terisi. Aku sangat menyayangkan hal ini. Padahal, aku sudah pe-we dengan tempat itu. Aku menarik lengan mamaku sambil berjalan, hendak mengusirnya, tapi dia balik tersenyum padaku. Ayahnya tampak mengajaknya pergi dari meja itu. Mereka berlalu, tapi, ada satu hal yang selalu terbayang di alam pikirku, SENYUMNYA.

2. Bulu Kaki
Beda dengan Bulu Idung, Bulu Kaki sangat -ehm- buruk rupa. Botak, tukang ngupil, bandel, dan segala macam yang buruk. Kadang aku berpikir, mungkinkah aku menyukainya karena dia unik?
Aku baru sadar jawabannya saat terakhir aku duduk di bangku TK, dan dia memberikan setangkai bunga untukku saat aku lupa bawa bunga untuk tugas.
Dia BAIK.

3. Kemoceng
Sahabat jadi bingung. Dibilang cinta, tidak. Dibilang cuma sahabat, juga tidak. Bingung kan? Yang kutahu, dia adalah anak paling baik, paling suka dipuji guru, paling ganteng, dan yang paling tidak bisa kupercaya adalah dia temanku yang paling dekat denganku. Ini bukan cinta, pikirku saat itu, dengan polosnya. Tapi, dengan kepolosanku juga, aku membelanya saat ada cewek-cewek genit yang mengganggunya dan suka merayunya, memonyongkan bibir layaknya akan menciumnya. (Saat kupikir-pikir lagi, mereka anak TK loh!) Tapi kembali lagi, ini bukan cinta. Mungkin SAYANG, tepatnya.

------------------------------------------------------------------------------------

Yang paling sering kuingat dari mereka adalah, AKU MASIH ANAK TK WAKTU SUKA SAMA MEREKA. Ya Tuhan, betapa cabul-nya aku!

Enggak, becanda.

Ini yang paling kuingat dari mereka, sekaligus penyebab berakhirnya cintaku :


1. Bulu Idung
Aku pernah confess. Dan saat itu juga, aku ditolak. Bahkan senyum yang biasa ia tunjukkan saja tak hinggap lagi di bibirnya, meski cuma penghibur belaka. Aku menyerah saat itu juga...

2. Bulu Kaki
Aku pernah memberinya setangkai bunga mawar, sebagai balasan atas bunganya waktu itu. Sebenarnya bukan balasan, sih. Aku hanya cukup polos untuk menyadari bahwa cinta bukan berasal dari setangkai bunga, dan aku juga cukup bodoh untuk menyukainya hanya karena setangkai bunga...
Aku juga melakukan ini dengan pertimbangan, loh. Paginya, aku bertanya dulu ke mama, "Mah, hari ini pacar dede siapa ya?" Tapi pertanyaan itu hanya dijawab dengan darah mama yang keluar dari hidung. "ANAKKU CABUL!", mungkin itu pikirnya.
Dan saat ia melihatku mengulurkan bunga di hadapannya, dia hanya mengernyitkan dahi dan pergi.
Saat itu, aku tahu, meskipun secara tersirat, bahwa aku tak punya tempat di hatinya...

3. Kemoceng
Pasrah, satu kata yang paling tepat. Pasrah hanya sebagai teman dekatnya. Teman dekat yang selalu melindunginya, meski mimpi pun tak bisa membendung wajahnya tergambar di tidurku...
Tapi, berita bahagianya, dia berlanjut ke SD yang sama denganku ^^



Thanks and keep on reading gals!


"Anakku cabul!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar