Sabtu, 05 Januari 2013

Let's Start Talking About LOVE : Baik, Jahat, dan sebuah Ketulusan

Ada kalanya, kita ngerasa, untuk jadi baik, kita harus jadi jahat sementara.

Dan ini sangat membingungkan, terutama masalah waktu. Kapan kita harus tetep baik, kapan kita harus udah mulai jahat supaya pihak lain gak lebih berkorban banyak kebaikan lagi untuk kita... Supaya ia berhenti memberikan, karena kita takut gabisa membalasnya selain dengan rasa terima kasih sedalam dalamnya...

Kadang gw bingung sama pemeran cewek di film Korea, yang ceritanya klasik kayak gini nih :
Ada cowo baik hati, dia berkorban banyak bgt untuk seorang cewe. Tapi cewenya ini deket juga sama seorang cowo yang bertolak belakang sama cowo yang pertama. Cowo yang kedua ini bad boy. Tapi ketika ni cowo udah jatuh cinta sama seseorang, segalanya berbalik 180 derajat.

Dan cewe ini, justru demennya sama cowo yg kedua. The way he increases this girl's curiosity makes her fall in a deep love.

Padahal cowo yang pertama itu kurang baik apalagi coba. Kadang gue heran bgt sama alur cerita yang kayak begitu.

Realistis gak sih, lo gabisa suka sama orang yang luar biasa baiiiiik sama lo?

Tapi, lo emang gak akan pernah ngerti sebelum lo ngalamin sendiri.

Perasaan ga mungkin bisa disetir, apalagi diboongin.
Lebih sakit ngebantah perasaan daripada ngebantah sebuah logika.
Apalagi kalo perasaan itu perasaan lo sendiri.

Loving someone will make you happy, no matter what.
Yang bikin siapapun kecewa adalah ekspektasi akan balasan.
Yang bikin siapapun kecewa bukanlah cinta itu sendiri.

Karena mencintai dengan tulus itu bakalan bikin bahagia =')

Sekali lagi, siapapun ga akan pernah ngerti kalo ga ngalamin sendiri.

Dan gw bisa nulis di sini, artinya gue udah ngerti, setiap kata-kata yang gw tulis di sini.

Bahkan saat gw ngeliat lagi satu album lagu ama puisi yg udah gw tulis dulu, cuman ada rasa bahagia tuh. Ga ada rasa nyesel sama sekali.
Gw bersyukur karna itu berarti I've ever loved someone sincerely.

Dan bagi gw, that one, for whom I write songs and poems, itu gak jahat.
Dan gw, who write songs and poems, juga gak baik.

Cowo pertama, yang ngorbanin segalanya buat si cewe, itu gak bisa dibilang baik.
Dan si cewe, yang gabisa ngebales si cowo pertama dan malah sama cowo kedua juga gabisa dibilang jahat.
Si cewe ga perlu takut merasa jahat saat dia nerima perbuatan yang rasanya adalah sebuah kebaikan, padahal... seharusnya itu bukan kebaikan
Si cewe cuma sanggup bilang terima kasih, pada akhirnya.

Jadi, gini kesimpulan dari segala kebingungan kita akan plot film korea yang terkesan unrealistic tapi justru paling realistic.

Saat lu diem aja karna lo ga cinta, itu ga jahat.
Tapi saat lo melakukan sesuatu karna lo cinta, itu bukan berarti lo baik.

Jangan terima kalo gabisa memberi =)
Tapi tetaplah memberi kalopun gabisa nerima balik =''''')
Gitu gak sih prinsip cinta? ceilah anak bau kencur udah maen cinta cintaan.

Nulis gini, gw baru inget, iya juga ya, it doesn't hurt loh waktu gw memberi. sampe sekarang.
it hurt a little waktu gw ga nerima balik, ya tapi salah gw sendiri yang udah memutuskan untuk memberi.

Gada yang namanya baik atau jahat di cinta. Yang ada cuma : tulus atau engga?
Saat lu tulus...waktu lu memberi, lu ga ngerasa baik dan ga ngerasa si penerima itu jahat kalo dia ga ngebales.

Yap, betul banget.

Jumat, 04 Januari 2013

Let's Start Talking About LOVE : Greetings

That Christmas greeting I will wait forever to get.
Or that Christmas greeting I wont have to wait to get anymore, karena udah pasti ga bakal ada.

That Birthday greeting I will wait forever to get.
Or that Birthday greeting I wont have to wait to get anymore, karena udah pasti ga bakal diucapin.

While writing this, I think of 2 persons.

Yang satu, udah ada di surga.
Yang satu lagi, masih ada di dunia, tapi berasa udah hilang gatau kemana.

This one keeps coming to my head whenever I have a special moment I'd like to receive a greeting from him. This one keeps disturbing my mind while I check any of this one's account, and there isnt any message for me. This one keeps disturbing my memory in which he stays. This one keeps disturbing my ears for the voice this one had, saying one or two words that I also always remember.
This one keeps disturbing my mouth to pout that he disappears. This one keeps disturbing my hands to type or write anything related to him, just like what I'm doing now. And this one keeps disturbing my heart, for a reason that everyone surely knows.

This one doesn't totally disappear.
This one is still there. But doesn't realize where I'm standing. Doesn't look at where I'm waving.
Doesn't care about what had happened, what is happening, and what will happen involving me.

I'm not pitiful. I'm just feeling sorry for my self. Why does everyone say I'm that clever... While in fact, I'm that foolish.

I don't wait anymore. I just keep in my heart, things that's supposed to be kept in my heart.

Lalu ada tahap di mana gue menyesali ketidakmaksimalan gue while this one realizes myself.
Why didn't I capture any of this one's greeting? Why didn't I show that I miss this one more than this one maybe misses me?


DUAAAAR! Jadi melankolis gini. maklum udah kelas 2 SMA.
Ini kedua kalinya gw galau masalah cowo loh *catet*

and thanks to this blog, as a virtual diary, which is truly functioning as a diary.

_________________________________________________________________________________

To get myself updated : on my birthday this year, January 4th, 2014, I still do not get that greeting I'm waiting for. Well I'm going to wait and not wish him a happy birthday until I totally moved on from him, and finally I don't wait anymore so am going to wish him a veeery happy birthday :D